Tips Terbaik Budidaya Ikan Bandeng

Ikan bandeng atau (Chanos chanos) yakni ikan pangan yang sangat terkenal di Asia Tenggara. Ikan bandeng ini merupakan Satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae (Bersama 6 genus komplemen di laporkan pernah ada namun telah punah) Dalam bahasa bugis dan makasar di kenal sebagai ikan bolu, Dan dalam bahasa Inggrisnya milkfish.

Mereka hidup di samudra hindia dan samudra fasifik dan cendrung berkawanan di sekitar pesisir dan Pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan gres menetas hidup di maritim selama 2 -3 minggu, Kemudian berpindah ke Rawa-rawa bakau berair payau. Dan terkadang di danau berair asin. Bandeng gres kembali ke maritim kalau telah pandai balig cukup akal dan sanggup berkembang biak.

Tips Terbaik Budidaya Ikan Bandeng


Ikan muda di sebut Nener, Di kumpulkan orang dari Sungai-sungai dan di besarkan (Budidayakan) di Tambak-tambak. Dan disana mereka sanggup di beri masakan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar yang biasanya sekitar (25 - 30 cm) Bandeng di jual segar atau beku. Kemudian bandeng diolah dengan cara di goreng, di bakar, di kukus, di pindang, atau di asap (Panggang).

Penggelondongan Ikan Bandeng

1 Pendahuluan

Kegiatan penggelondongan nener merupakan mata rantai yang bertujuan salah satunya yakni menekan mortalitas benih lantaran penggelondongan nener yakni masa awal pemeliharaan yang dianggap sebagai masa paling kritis. Usaha penggelondongan nener bukan lagi sekedar perjuangan sambilan, Di samping perjuangan pembesaranya tambak, Melainkan sebagai perjuangan komersial yang harus di tangani lebih serius dan berhati-hati. Oleh lantaran perjuangan penangkapan nener dari alam sulit di lakukan, Sedangkan kebutuhan atau seruan akan nener meningkat, Maka di harapkan teknik pengelolaan penggelondongan sanggup lebih di kembangkan.

Salah satu metoda dalam penggelondongan di petakan tambak. Usaha ini di lakukan dalam petakan tambak yang ukuranya relatif kecil (500 - 1000 m2) Atau dengan cara menyekat tambak dengan masa 3 ahad hingga 1 bulan. Usaha penggelondongan telah banyak berkembang di beberapa kawasan di Indonesia. Antara lain : Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh. Usaha tersebut diupayakan membahas teknik pengelolaan penggelondongan pada ketikan ini. Tujuan ketikan ini yakni menginformasikan kepada para petani maupun pengusaha mengenai teknik pengelola penggelondongan nener yang tepat dan baik.

2. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi haruslah memperhatikan (Menyimak) Beberapa hal sebagai berikut :

1. Mempertimbangkan Aspek-aspek yang berkaitan dengan lokasi, Seperti, Tata Ruang, Sumber air dan pengairan, Diusahakan tidak begitu jauh dari pantai biar suhu yang ada sanggup mendukung keberhasilan perjuangan pemeliharaan benih bandeng. Dan suhu air pada tambak berkisar antara (30 - 33 derajat C).

2. Jarak lokasi ideal dari sumber benih/nener maksimal (12 Jam). Perjalanan selama dalam pengangkutan konsumen tidak melebihi 12 Jam.

3. Salah satu faktor yang sanggup menjadikan kegagalan perjuangan penggelondongan bandeng yakni persaingan penggunaan lahan antar sesama pengusaha tambak.

4. Sarana transportasi. kelancaran sarana angkutan terutama jalan, sangat memegang peranan penting dalam perjuangan penggelondongan nener tersebut. Oleh lantaran itu pilihlah lokasi yang sarana kemudian lintas sanggup menjamin mutu nener tetap baik.

5. Jaringan Listrik. Sarana yang di perhatikan dalam menentukan lokasi yakni yang akrab dengan jaringan listrik Negara (PLN) Namun untuk perjuangan penggelondongan bandeng kebutuhan listrik sanggup di ganti dengan Alat-alat yang lain menyerupai (Genset).

3. Sistem Petak Peneneran

Sistem petak peneneran haruslah memperhatikan (Menyimak) Beberapa hal sebagai berikut :

1. Petak Untuk Nener : Petakan untuk nener pada umumnya dangkal, Luasnya berkisar antara (500 - 1.000 m 2). Dan letak petakan nener akrab dengan sumber air tawar maupun air asin.

2. Petakan Untuk Gelondongan : Petakan gelondongan memiliki areal yang lebih besar dan luas dan lebih dalam (1.000 - 2.000 m 2). Hal ini di gunakan untuk menampung gelondongan dari petakan peneneran tempat untuk menumbuhkan gelondongan kecil (pre fingerling) Atau untuk penyimpanan dan menahan gelondongan besar (post fingerling).

3. Petakan Aklimatisasi : Petakan untuk aklimatisasi atau yang biasa di sebut ipukan/babybox yang merupakan petakan kecil yang terbuat dalam penggelondongan dan bersifat hanya sementara. Iputan ini di batasi oleh pematang yang rlatif kecil (Sempit dan rendah) di berdiri berdekatan dengan saluran air, Agar mutu lebih baik dan memudahkan pengelolaanya. Dan ukuran luasnya tergantung kepada banyaknya nener yang akan di tebarkan (Stock). Pada demam isu kemarau temperatur udara sanggup naik mencapai (33 derajat C) ipukan sanggup menampung (5.000 - 10.000 ekor/m 2 selama 3 hari), meskipun di bawah periode yang relatif tenang.

4. Tempat Pengumpulan Atau Tempat Untuk Panen : Berupa petakan kecil untuk penangkapan atau saluran yang sempit atau tempat untuk mengumpulkan gelondongan dalam waktu singkat. Ikan-kan di kumpulkan di tempat pengumpulan dengan cara pengaturan ajaran air, Dari air pada ketika pasang atau air dari petakan lain yang telah di siapkan sebelumnya. Aerasi sanggup diatur dengan ajaran air dari tambak yang berdekatan atau dari tambak yang lain. Sehingga tidak terjadi imbas yang merugikan lantaran kekurangan oksigen, Walaupun di dalam petakan tersebut padat dengan ikan. Dalam petakan ini Ikan-ikan tersebut gampang di jaring dan di pindahkan ke petakan yang lain dengan cara memakai jaring untuk pemindahan gelondongan. Hal tersebut di permudah dengan sifat ikan bandeng yang senang menentang arus.

Gambar satu : Letak penggelondongan komersial yang lengkap

Keterangan Gambar 1 :

1. Kanal utama.
2. Kanal pembagi petakan.
3. Petak penangkapan.
4. Petak penggelondongan.

5. Pintu Dan Gorong-gorong : Petakan untuk nener, gelondongan dan penangkapan atau pengumpulan dilengkapi dengan Pintu-pintu atau Gorong-gorong, Yang di pasang rapi dan diberi saringan. Yang terutama perlu di perhatikan yakni : Petakan untuk nener dan jangan hingga kemasukan Telur-telur maupun larva predator menyerupai kakap, kerapu, belut, Dan lain sebagainya. Pada pintu perlu di pasang saringan nylon yang halus, atau materi yang serupa. sanggup juga di pergunakan Saring-saringan yang berbentuk kantng dari nylon yang halus, Yang di pasang pada ujung dari Gorong-gorong selama persiapan petakan untuk nener dan juga selama 10 hari pertama setelah penebaran Nener.

4. Pengelolaan Petakan Pengelondongan

1.Persiapan Petakan Untuk Aklimatisasi : Beberapa hari sebelum penebaran nener bandeng,petakan aklimatisasi di persiapkandengan baik, pematrang dilapisi dengan tanah yang lunak,Dan di lengkapi dengan atap yang di buat dari Kisi-kisi bambu. Pada kaki penggalan dalam pematangpeneneran sebaiknya di beri berm, guna memudahkan petugas tambak berada,atau bertugas lebih akrab dengan pembatasan air, Berm memiliki 2 macam kegunaanya aitu : Merupakan tempat untuk pembetulan Bocoran-bocoran pada pematang dan menahan Lonsoran tanah dari pematang. Kemudian petakan di keringkan dan perataan dasar petakan di kerjakan.

Dengan kemiringan yang dibentuk menuju arah pintu air selama tanah belum keras (Masih basah). Untuk perataan tanah sanggup memakai garu dan kayu, Juga sanggup memakai papan yang panjang yang di dorongoleh dua atau tiga orang. Lubang bekas kaki di tutup, lantaran berkemungkinan sanggup di pakai tempat untuk sembunyinya Ikan-ikan liar atau telurnya yang sanggup bertahan hidup selama pengairan pada masa persiapan. Gambar 2 Garu, Keterangan gambar : 1. Papangaru, 2. Tangkai dari kayu atau bambu.

2. Kultur Makanan Alami : Makanan yang paling ideal bibit bandeng dan gelondongan yakni (Klekap), Yakni kumpulan diatome dasar, alga biru, inverterbrata tingkat rendah, 200 Palnkton, Juga di perlukan untuk melengkapi nilai gizi makanan. Gelondongan yang lebih besar dan berukuran panjang (80 mm) Sudah sanggup memakan alga hijau benang atau lumut ( Chaetomorpha sp, Entormorpha sp, dan Cladophora sp).

3. Kultur Klekap Pada Musim Kemarau :Musim kemarau merupakan ketika yang paling baik dan cocok untuk menumbuhkan klekap sebagai masakan alami. Setelah petakan selesai perataanya kemudian di biarkan kering hingga tanahnya Retak-retak. Waktu pengeringan di perkirakan selama 2 - 3 ahad dan tergantung pada tanah aslinya. Keberhasilan atau kegagalan dalam menumbuhkan klekap yang baik dan menahanya biar tetap melekat pada dasar tambak dan tregantung pada derajat kekeringanya.

Pengeringan yang tidak seimbang atau pengeringan yang kurang tepat akan menghasilkan klekap yang gampang lepas dari tanah dan karenanya mengambang. Bilamana terjadi sebaliknya, Jika terlalu lama
mengeringkanya sehingga lapisan permukaan tanah kekeringan. Maka terjadi suatu kondisi yang sangat tidak memungkinkan untuk pertumbuhna klekap. Pengeringan dianggap cukup bilamana kandungan air dari lapisan tanah yang tebalnya sekitar (10 cm itu kira-kira 18 - 20%). Suatu hal yang simpel untuk mengetahuinya ialah dengan jalan yang diatas tanah yang di keringkan tersebut. Bilam mana tanah tersebut cukup berpengaruh menahan orang sehingga hanya turun (Tenggelam) sekitar 2 cm, Berat berat tubuh orang tersebut, Maka pengeringan tanah dianggap telah cukup.

Pupuk organik kemudian di terbarkan setelah tanah cukup mengeras, Kwantitasnya tergantung kepada jumlah dari kemerosotan materi organik dalam tanah tambak yang akan di pupuk. Pada umumnya Rata-rata tanah memerlukan 500 - 1.000 kg bekatul atau bungkil jagung per hektar : 500 - 3.000 kg kotoran ternak untuk tiap hektar tambak. Pupuk organik segera di tebarkan di tanah tambak, Setelah tanah tambak tersebut di genangi air pasang yang baru, Sedalam Kira-kira 10 cm dan Pintu-pintu di tutup serta di blok dengan tanah untuk menahan air tersebut.

Beberapa petani tambnak memakai pupuk urea atau Ammonium sulfate (ZA) Sebanyak 50 kg atau 100 kg per hektar untuk segera di tebarkan pada Petak-petak biar lebih mempercepat proses pembusukan pupuk organik tersebut. Air dalam petakan dibiarkan menguap seluruhnya atau dialirkan keluar apabila telah jernih sekali. Pada dasar petakan di keringkan lagi menyerupai keadaan pengeringan pertama sebelum di tebari pupuk organik. Pada karenanya simpel semua pupuk organik akan membusuk (Mengurai). Kegiatan yang berikutnya memasukkan air kedalam petakan dengan cara berhati-hati. Kemudian di saring melalui saringan halus yang berbentuk kantong dan di ikat pada pintu air, Kira-kira 10 cm dan sekali lagi petakan di pupuk dengan urea sebanyak 45 kg di tambah 45 - 55 kg pupuk TSP untuk tiap hektar.

Apabila klekap belum tumbuh pada ketika penggenangan air yang pertama, Pada ketika ini akan mulai tumbuh dan menutupi semua permukaan dasar tambak, Selanjutnya kedalaman di tambak secara bertahap hingga sekitar 20 cm dan petaan siap untuk di tebari ikan (Nener atau gelondongan bandeng).

4. Kultur Klekap Pada Musim Hujan : Untuk menanggulangi pertumbuhan klekap pada demam isu hujan memang agak sulit, Penurunan kadar garam menghalangi pertumbuhan dan kemungkinan penyebab kerusakan total dari masakan bilamana terjadi perubahan mendadak. Oleh lantaran itu waktu dan ketika yang penting dalam mempersiapkan peneneran pada demam isu hujan. Yang paling akrab diharapkan waktu 1 ahad yang cuacanya baik secara terus menerus kalau ingin mencapai keberhasilan.

Petakan di keringkan diratakan dan di biarkan paling sedikit 3 hari, Kemudian air di masukkan dan pupuk dengan pupuk organik yang kuantitasnya sama dengan yang sanggup di gunakan pada pemupukan anorganis yang kedua di demam isu kemarau. Pada ketika itu juga ditambahkan bekatul sebanyak (200 kg/ha). Perlu di ketahui klekap yang tumbuh pada demam isu hujan ini tidak sebanyak yang tumbuh di demam isu kemarau dan cendrung gampang lepas dari tanah dasar petakan yang kemudian mengapung, Yang karenanya mengelompok Di Sisi-sisi petakan akhir di hembus angin. Dalam hal demikian klekap tidak sanggup di manfaatkan oleh ikan yang di pelihara (Di budidayakan).  

5. Kultur Plankton : Disini harus kita perhatikan upaya untuk menumbuhkan plankton biar mencapai hasil yang memuaskan (Sukses) diharapkan air yang dalam serta rendah kadar garamnya, Terutama pada demam isu hujan. Mula-mula petakan di kerjakan dan di biarkan selama 2 - 3 hari, Kemudian segera di isi (Digenangi) dengan air pasang yang baru. Pupuk organik yang di berikan haruslah cukup, yang biasanya terdiri dari kombinasi antara urea atau Amonium sulfate (ZA) sebagai N (Nitrogen) dan Superfosfate (TSP) sebagai sumber P205 (fosfate) ditambah bekatul yang di gunakan untuk menciptakan air menjadi hijau warnanya, Yang sebahagian besarnya yakni (phytoplankton). Pada umumnya petani tambak memulai dengan takaran (6 gram N, 6 - 9 gram P205 dan 50 - 100 gram) bekatul untuk setiap m 3 air yang kemudian di naikkan dosisnya hingga didapatkan hasil yang di inginkan. Blooming phytoplankton akan terjadi dalam 48 Jam pada cuaca yang memungkinkan. Petakan siap diberi ikan apabila suatu obyek yang putih berada di dalam air hilang (Lenyap) dari pandangan pada kedalaman kurang lebih (30 cm).

5. Penebaran, Penanaman, (Stocking)

1. Persiapan petakan untuk aklimatisasi (ipukan) : Petakan untuk aklimatisasi (ipukan) sangat perlu di buat, Atau bila telah telah ada perlu di siapkan dengan baik. Pematangnya di plester atau dilapisi dengan tanah yang lunak dan sekalian menutup Bocoran-bocoran. Atap yang di perlukan biasanya dibentuk dari kisi-kisi bambu (kere) untuk menawarkan kesegaran kita sanggup memanfaatkan cabang-cabang dari pohon Api-api yang gres di potong, Seperti, Daun kelapa, Daun nipah, diletakkan diatasnyasebagai atap (Dapat di gunakan daun nipah atau daun kelapa yang di buat khusus untuk atap. Dan ada juga yang di tancapkan pada keliling ipukan, Agar menawarkan suasana yang sejuk (kesejukan). Dengan cara demikian ipukan tidak mendapatkan sinar matahari lansung dan suhu menjadi rendah di dalamnya.

Untuk mengatasi adanya hujan turun, Atap perlu di lapisi atau di tutup dengan plastik (polyethelene sheet). APabila ipukan di buat dengan 1 atau dengan 2 pematang dari etakan sebagai Sisinya, Dan perlu adanya saluran (Saluran kecil) sepanjang berm untuk mengalirkan air hujan terutama dan pematang petakan biar masuk petakan besar dan tidak masuk ke ipukan. Semua pematang ipukan di tutupi dengan lembaran plasti. Terutama air hjan yang mengalir dari pematang petakan dan masuk kedalam ipukan sanggup mengakibatkan maut nener yang di simpan di ipukan dalam keadaan padat. Pada ketika yang singkat sebelum nener tiba semua air di dalam ipukan di kuras keluar. Air tawar secukupnyadapat juga air sumur atau dari mata air yang lain disisikan pada ipukan pelan-pelan, Selanjutnya air pasang yang gres di lewatkan melalui saringan yang halus di tambahkan hingga kadar garam mencapai 15 - 20 ppt. Lalu air dibiarkan jernih, Sedimen dibiarkan mengendap dahulu dan semua Kotoran-kotoran yang mengambang di buang (Dapt juga diambili).

2. Penebaran Nener : Nener di bawa ketambak dengan kantong plastik dan di beri oksigen. Yang biasanya pada pengangkutan nener dipakai air yang kadar garamnya antara (15 - 20 ppt). Hal ini yang mengharuskan ipukan di isi air tawar biar kadar garam sesuai dengan air untuk pengangkutan nener, Pelepasan nener biasanya dilaksanakan pada pagi hari atau pada sore hari, Pada ketika suhu udara relatif lebih hambar dan sejuk. Untuk mempermudah dalam aklimatisasi nener terhadap suhu air maka kantong plastik di biarkan mengambang di dalam ipukan untuk satu atau dua Jam lamanya sebelum di lepaskan. Kemudian di dalam petakan Penggelondongan diusahakan untuk kepadatan penebaran antara (40 - 50 ekor per m 2). Pelepasan nener secara lansung ke ipukan sanggup juga di lakukan, Akan tetapi lebih kondusif jikalau hal tersebut tidak di lakukan. Pada mula nener bersama airnya dituangkan kedalam bejana plastik kemudian air dari ipukan ditambahkan ke bejana bertahap hingga kira-kira sama dengan kondisinya dengan air ipukan tersebut. Selain itu bejana secara Pelan-pelan di miringkan dan di biarkan nener tersebut berenang keluar.

Pada permukaan kolam nener akan Berenang-renang di permukaan air, Tetapi setelah teradap tasi dan merasa segar kembali dan mereka mulai makan Benthhic algae yang tipis di dasar. Untuk pembiasaan nener sepenuhnya dalam dalam ipukan di perlukan waktu sekitar 12 Jam. Lalu nener yang kondisi lemah akan memerlukan waktu lebih usang untuk pembiasaan dan Berenang-renang pada permukaan air dalam ipukan. Jika nener telah nampak aktif bergerak dan makan, Maka pematang ipukan sanggup di potong sedikit dan sisipkan saringan dengan materi yang halus di tempat tersebut.

Pematang yang di potong tersebut di pergunakan untuk memudahkan pertukaran air di dalam maupun di luar ipukan. Yang biasanya kadar air garam di luar ipukan lebih dari 40 ppt, Dan dalam sekitar 12 Jam sesudahnya. Kadar garam akan sama atau yang di dalam ipukan akan lebih rendah sedikit dari pada garam di petakan luar (Di luar ipukan). Apabila nener tampak mulai berkumpul di sekitar saringan menentang arus yang melewati saringan, Hal ini memperlihatkan bahwa nener tersebut telah cukup aklimatisasi terhadap kondisi garam dari petakan untuk Nener. Dan saringan telah sanggup diambil dan nener di biarkan lepas berenang keluar. Hal menyerupai ini di kerjakan pada pagi hari atau di sore hari ketika air di petakan bersuhu rendah.


Gambar 4 : Ipukan tidak di perlukan pada ketika demam isu hujan apabila kadar garam di petakan telah menjadi rendah, Nener sanggup di lepaskan lansung ke dalam air setelah cukup aklimatisasi di dalam baskom. Jika nener Payus (Elops sp) Belum terambil atau belum di seleksi, Nener hendaknya di lepaskan di dalam happa nylon dengan ukuran mata jaring (5 - 6 tiap cm) yang di pasang dalam petakan. Nener bandeng sanggup lolos keluar sedang di dalam happa tertinggal payus serta nener bandeng yang agak besar sedikit ukuranya dari mata happa nylon.

3. Pengaturan Air : Pada umumnya selama 7 - 10 hari setelah pelepasan nener, Tidak di lakukan penggantian air. Selama itu nener tambah lebih menjadi besar dan perlu adanya saringan di pintu yang sanggup menahan nener keluarakan tetapi sanggup memasukkan air kedalam petakan. Penyegaran sanggup di lakukan dengan mengalirkan air keluar kemudian di ganti dengan air pasang yang baru. Kemudian saringan perlu di cek setiap ketika membuka pintu.

Penutupan harus di lakukan dengan berhati-hati, Terutama dalam pemasangan Papan-papan pintu. Petakan untuk nener memiliki dasar yang lebih tinggi dan rata kalau di bandingkan dengan Petakan-petakan yang lain. Oleh lantaran itu perlu adanya tindakan bila masih terjadi Bocoran-bocoran pada waktu memasukkan air di ketika pasang terakhir.

Pilihan lain yakni perlu menyediakan pompa air untuk pasang yang rendah bila tidak mencapai petak peneneran. Nener tumbuh lebih cepat pada air yang berkadar garam yang agak rendah. Oleh lantaran itu pada demam isu kemarau di lakukan penyegaran dengan penggantian air. Penyegaran yang di lakukan pada pada demam isu hujan, Terutama untk menjaga dan memelihara klekap atau untuk memperbaiki kondisi air. Jika plankton merupakan masakan utama di perlukan kadar garam yang rendah dan sering ada hujan akan lebih baik dan bermanfaat.

4. Pakan : Pemberian masakan komplemen menjadikan bertambahnya input. Hal ini hanya di berikan atau dilaksanakan kalau masakan alami habis dan tidak ada tempat yang layak atau yang siap untuk di pergunakan. Pengusaha gelondongan bandeng melakukan penimbunan dan penahanan gelondongan dengan menawarkan masakan tambahan, Justru itu pengusaha tersebut berani memakai padat penebaran yang tinggi pada tambak. Nah berikut ini beberapa macam masakan komplemen yang sering di pergunakan.

1. Katul yang halus hasil sisa penggilingan padi yang gres berbentuk tepung atau di jadikan pellet.
2. Tepung gandum (Terigu) berbentuk tepung atau di jadikan pellet.
3. Bungkil jagung (Bungkil dari forum jagung) Bberbentuk tepung atau pellet.
4. Bungkil kacang tanah, Berbentuk tepung atau di jadikan pellet.
5. Bungkil kelapa berbentuk tepung atau dijadikan pellet.
6. Roti yang telah lama, Atau telah basi.
7. Kotoran ternak atau lebih baik kotoran ayam.

Penambahan masakan sebaiknya habis dimakan dalam jangka waktu 2 hingga 3 Jam. Jika tidak, maka air akan mengalami pencemaran. Setidak-tidaknya masakan di berikan 3 kali setiap hari atau cukup 2 kali saja (Pagi dan sore hari). Makanan sanggup di berikan dengan cara di taburkan atau di tempelkan pada suatu tempat yang tertentu yang berada di dalam kolam, (Petakan). Kondisi gelondongan yang kurang baik (Kurus) Perlu di perbaiki sebagai persiapan untuk pemindahanya ke tambak yang lain, Gelondongan yang kurus gampang sekali mengalami tekanan. Sisiknya gampang lepas walaupun diharapkan biasa saja dan tempat yang tidak berisik akan gampang mengalami abses dari basil dan jamur.

6. Hambatan Pengelolaan 

Dalam perjuangan pengeloaan tambak sering dijumpai Hal-hal yang menghambat (Menghalangi) kelancaran usaha, Diantaranya yakni sebagai berikut :

1. Kondisi Nener Yang Jelek Pada Saat Penebaran : Pedagang nener yang biasanya menampung dalam kondisi yang sangat padat sambil menunggu pembeli. Selama demam isu nener pedagang nener mengumpulkan hasil penangkapan setiap hari, kemudian di tampung dan di kumpulkan hingga cukup banyak jumlah untuk memenuhi pesanan dari pembeli yang pertama datang. sering juga terjadi bahwa nener tidak di beri makan untuk beberapa hari, Yang menjadikan lapar dan lemah mengakibatkan kondisi nener menjadi lamban geraknya dan gampang menerima tekanan (Stress) waktu dalam penghitungan, Apabila diangkut dalam kondisi yang berjejal dalam kantong plastik, Suhu tinggi, Terjadi pertukaran Zat-zat dalam tubuhnya, eksresi, tekanan oksigen dan jalanan yang bergairah sanggup menambah kelelahan nener tersebut. Banyak perlakuan di tambak sanggup menambah makin lelah dan memberatkan situsi dan tidak tahan terhadap kondisi dalam petakan yang sedikit kurang baik.

2. Aklimatisasi Yang Kurang Cukup : Dalam melepaskan nener ke petak peneneran di perlukan waktu yang cukup untuk aklimatisasi, Sehingga nener sanggup menyesuaikan diri terhadap keadaan atau kondisi lingkungan. Penggantian air secara mendadak dengan perbedaan kadar garam atau suhu yang besar sanggup menjadikan yang kurang baik. Nener tidak cukup waktu untuk menyeduaikan diri atau menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan dan karenanya menjadi lemah, Bahkan sanggup mengakibatkan Kematian.

3. Bocoran-bocoran : Sifat naluri yang senang menentang arus air mengakibatkan nener gampang lolos melalui bocoran yang ada di pematang. Dan Pintu Saringan Dan Papan-papan epilog pintu yang tidak benar pemasanganya memungkinkan nener dan gelondongan kecil sanggup lolos keluar, Hal tersebut memungkinkan pula masuknya Ikan-ikan yang buas yang masih kecil yang akhirny sanggup memangsa nener dalam petakan tersebut.

4. Terjerat : Alga benang, Klekap yang lebar-lebar dan lepa dari dasar tambak, Kantong-kantong telur dari Cacing-cacing Polychaeta merupakan benda-benda yang sanggup mengakibatkan nener di tambak terjerat. Nener terjerat atau terbelit oleh alga benang atau terjebak dalam gelembung Telur-telur Polychaeta. Pada petakan yang dangkal, Selapis klekap yang lebar Tiba-tiba mengambang kepermukaan akhir terkumpulnya gelembung-gelembung oksigen dari hasil asimilasi komponen Tumbuh-tumbuhan sanggup mengakibatkan nener yang sedang makan atau yang berenang di atasnya ikut terangkat ke permukaan dan karenanya akan mati lantaran terdampar dan tidak sanggup kembali ke Air.

5. Keracunan : Oleh lantaran petakan untuk nener pada umumnya berukuran kecil, maka gampang mengalami kontaminasi Unsur-unsur yang beracun yang bersama air atau dari sumber yang lain. Kematian secara Besar-besaran Terkadang terjadi tambak yang mengalami air dari sungai yang mengalirkan Sisa-sisa dari pabrik atau sampah industri yang di buang. Hal tersebut jugasering terjadi pada kawasan yang akrab dengan kawasan pertanian. Terutama daerahsawah yang sering memberi pestisida untuk pemberantasan hama. Kadang-kadang pematang tambak sendiri sanggup menjadi sumber material yang memiliki daya racun yang tinggi. Telah banyak pola maut total yang terjadi pada peneneran setelah selesai hujan pertama yang sangat lebat setelah demam isu kemarau yang panjang.

Kasus demikian juga sering terjadi pada Tambak-tambak yang gres dibangun dari kawasan Rawa-rawa yang banyak pohon bakaunya (mangrove). Pematang di buat dari Tanah-tanah yang terdiri dari banyak akar-akaran yang membusuk dan terkumpul materi organik yang mengandung Unsur-unsur racun asam humus dan asam Sulfida (H2S) Di lereng diatas pematang tersebut di gambarkan sebagai hasil penguapan dari pematang yang banyak mengandung air atau kadar air yang tinggi. Senyawaan sulfur sanggup pula terbentuk dari pembusukkan akar yang tampak di pematang. Tetesan air hujan mencucinya dan membawanya masuk ke tambak lantaran terbatasnya areal di peneneran, Unsur yang di kehendaki tersebut segera menyebar sehingga mengakibatkan nener maupun gelondongan banyak yang mati lantaran Keracunan.

6. Penanganan Yang Salah (Tidak Benar) : Pengeringan yang mendadak disebabkan penutupan pintu kurang tepat adlah yang sering mengakibatkan banyak nener dan gelondongan hilang atau mati, Saringan yang rusak yang robek atau kesalahan dalam pemasanganya yakni faktor penyebab hilangnya nener. Sifat masa ndeso tersebut (sifat masa ndeso penjaga) tidak sanggup dianggap sepi begitu saja. Penjaga yang sangat letih (lelah) terkadang gampang sekali tertidur, Sedangkan periode pengeringan atau pengisian peneneran berlangsung pada malam hari di ketika terjadinya surut rendah atau pasang yang tinggi, Karena tidur maka penjaga tidak mengontrol keadaan dengan teliti dan baik,Yang menjadikan lingkungan pematang terjadi kerusakan 

7. Analisa Usaha Penggelondongan Bandeng : Dalam pemeliharaan nener bandeng untuk gelondongan di perlukan waktu pemeliharaan selama lebih 21 hari, Pada usia tersebut ukuran telah mencapai gelondongan yaitu panjang 2 - 3 cm dan berat Rata-rata 2 - 3 gram. Dengan kepadatan tebar 40 - 50 ekor/m 2 Rp. 50,-per ekor maka kelangsungan hidup nener untuk mencapai gelondongan yakni 75% - 90%. Harga jual per ekor untuk ukuran gelondongan tersebut yakni Rp. 100,- Usaha Penggelondongan tersebut sanggup dilaksanakan di tambak luas 0,5 HA (4 Petakan). Dalam 1 tahun di perhitungkan sanggup memelihara bandeng tersebut sebanyak 6 periode, Selanjutnya pada tebar 200.000 ekor dengan SR 80%. Hal inilah yang sanggup menawarkan impian dikembang usahakan sebagai salah satu komoditas dalam agribisnis.

Sekian terimakasih lantaran anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Ikan Bandeng Tersebut, semoga banyak keuntungannya untuk anda tentunya pengunjung saya 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bluevpn : Free Internet Setup For Globe, Tm, Smart, Tnt And Sun

15 Rekomendasi Warna Rambut Untuk Kulit Sawo Matang

Play Dota 2 Offline Without Steam Using Revloader