Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu)

Sapi atau lembu yaitu binatang ternak anggota suku (Bovidae dan anak suku Bovinae). Sapi di pelihara terutama untuk di manfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan, Seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga di manfaatkan untuk banyak sekali keperluan manusia. Di sejumlah tempat, Sapi juga digunakan sebagai alat transortasi, Pengolahan lahan tanam (Bajak), Dan alat industri lainya, Seperti peremas tebu. Karena banyak keguaanya, Sapi telah menjadi belahan dari banyak sekali kebudayaan insan semenjak lama.

 Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu)


Kebanyakan sapi ternak (Lembu potong) merupakan keturunan dari jenis liar yang di kenal sebagai (Auerochse atau Urochse) Yang di baca auerokse bahasa jerman berarti sapi kuno, Nama ilmiah (Bos primigenius) Yang telah punah di Eropa semenjak tahun 1627. Namun demikian terdapat beberapa spesies sapi liar yang keturunanya disomestikasi, Termasuk sapi bali yang juga di ternakkan di indonesia.

Sejarah Singkat

Sapi-sapi kini ini berasal dari (Homacodontidae) yang di temuai pada babak (Palaeoceen). Jenis-jemis primitifnya di temukan pada babak (Plioceen) Di negara India. Dan sapi bali yang banyak dijadikan komoditi daging/sapi potong pada awalnya di kembangkan di bali, Dan kemudian menyebar ke beberapa wilayah Yaitu : Nusa Tenggara Barat (NTB) Sulawesi.

Sentra Peternakan

Sapi bali, Sapi Ongole, Sapi PO, (Peranakan Ongole) Dan sapi madura, Banyak terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi. Sapi jenis Aberdeen angus banyak terdapat di (Skotlandia). Dan Sapi Simental banyak terdapat di negara Swiss, Dan sapi Brahman berasal dari India dan banyak di kembangkan di Amerika.

Jenis

Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di indonesia dan sapi yang Impor. Dari Jenis-jenis sapi tersebut Masing-masing memiliki Sifat-sifat yang khas. Baik di tinjau dari bentuk luarnya (Ukuran tubuh dan Warna bulu) Maupun dari genetiknya (Laju pertumbuhan).

Sapi-sapi Indonesia yang di jadikan sumbre daging yaitu sapi Bali, Sapi Ongole, Sapi PO, (Peternakan Ongole) Dan sapi Madura. Selain itu juga sapi aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang ada yang penyebaranya dianggap merata Masing-masing yaitu : Sapi Bali, Sapi PO, Madura, Dan Brahman.

Sapi Bali berat tubuh mencapai (300 - 400 kg) Dan persentase karkasnya 56,9%, Sapi Aberdeen angus (Skotlandia) bulu berwarna hitam, Tidak bertanduk, Bentuk tubuh rata menyerupai papan, Dan dagingnya padat, Berat tubuh umur 1,5 tahun sanggup mencapai (6,50 kg) Sehingga lebih cocok untuk di pelihara sebagai sapi Potong. Sapi Simental (Swiss) Bertanduk kecil, Bulu berarna coklat muda Atau Kekuning-kuningan. Dan pada belahan muka, Lutut kebawah dan jenis gelambir, Ujung ekor berwarna putih.

Seperti halnya sapi Brahman (Dari India) banyak di kembangkan di Amerika. Persentase karkasnya (45%). Keistimewaan sapi tersebut tidak terlalu selektif terhadap pakan yang di berikan. Jenis pakan, (Rumput dan pakan tambahan) Apapun yang akan di makanya, Termasuk pakan yang buruk sekalipun.Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan di terik matahari (Panas).

Manfaat

Pemeliharaan sapi potong sangat menguntungkan, Karena tidak hanya menghasilkan daging dan susu, Juga menghasilkan pupuk sangkar dan juga sebagai tenaga kerja petani. Sapi-sapi juga sanggup di pergunakan sebagai menarik gerobak, Kotoran sapi juga memiliki nilai Ekonomis, Karena termasuk pupuk organik yang di butuhkan oleh semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi sanggup menjadi sumber hara yang sanggup memperbaiki Struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur. Semua organ tubuh sapi sanggup di manfaatkan antara lain sebagai berikut :

1. Kulit : Sebagai materi industri Tas, Sepatu, Ikat pinggang, Topi, Jaket, Dan sebagainya.
2. Tulang : Dapt diolah menjadi Bahan-bahan Perkat/Lem, Tepung tulang dan barang kerajinan.
3. Tanduk : Tanduk digunakan sebagai materi kerajinan menyerupai : Sisir, Hiasan dinding dan masih banyak manfaat tanduk sapi bagi kepentingan manusia.

Persyaratan Lokasi

Lokasi yang ideal untuk membangun sangkar yaitu pada tempat yang letaknya cukup jauh dari permukiman penduduk, Tetapi gampang du capai oleh kendaraan, Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal (10 meter) Dan sinar matahari harus sanggup menembus peralatan sangkar serta bersahabat dengan lahan pertanian. Dan pembuatanya sanggup di lakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

Pedoman Teknis Budidaya

Penyiapan Sarana Dan Peralatan : Kandang sanggup di buat dalam bentuk ganda atau tunggal, Tergantung dari jumlah sapi yang di miliki (Di ternak). Pada sangkar tipe tunggal, Penempatan di lakukan pada satu baris atau satu jajaran, Sementara sangkar yang bertipe ganda, penempatanya di lakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibentuk jalur untuk Jalan.

Pembuatan sangkar untuk tuuan penggemukan (Kereman) Yang biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang di pelihara hanya sedikit, Namun, Apabila acara penggemukan sapi ditujukan untuk komersial. Dan ukuran sangkar harus lebih luas dan lebih besar sehingga sanggup menampung jumlah sapi yang lebih banyak.

Lantai sangkar harus diusahakan tetap bersih, Bertujuan untuk mencegah timbulnya banyak sekali macam penyakit. Lantai tersebut di buat dari tanah yang padat atau semen, Dan gampang di bersihkan dari kotoran Sapi. Kemudian lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai ganjal sangkar yang hangat. Seluruh belahan sangkar dan peralatan yang pernah di pakai harus di basuh hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, Seperti : creolin, lysol, Dan Bahan lainya.

Ukuran sangkar yang di buat untuk seekor sapi jantan sampaumur yaitu : (1,5 x 2 m) Atau (2,5 x 2 m) Sedangkan untuk sapi betina sampaumur yaitu : (1,8 x 2 m) Dan untuk anak sapi cukup (1,5 x 1 m per ekor) dengan tinggi atas (+ 2 - 2,5 m) dari tanah. Temperatur di sekitar sangkar (25 - 40 Derajat C) (Rata-rata 33 Derajat C) Dan kelembaban (75%). Lokasi pemeliharaan sanggup di lakukan pada dataran rendah (100 - 500 m) Hingga dataran tinggi (> 500 m). Kandang untuk pemelihaaran sapi harus higienis dan tidak lembab. Pembuatan sangkar harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, Letak ukuran dan perlengkapan kandang.

Kontruksi Dan Letak Kandang

Kontruksi dan letak sangkar sapi menyerupai rumah dari kayu, Atap sangkar berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai sangkar di buat padat, Lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya, Dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Yang bermaksut adalah, Agar air tidak tamapak, Termasuk kencing.

1. Sapi gampang mengalir keluar lantai sangkar tetap kering.
2. Bahan kontruksi sangkar yaitu kayu gelondongan/papan yang berasal.
3. Dari kayu yang kuat, Dan sangkar sapi dilarang tertutup rapat, Tetapi Agak.
4. Terbuka biar sirkulasi udara di dalam sangkar lancar.
5. Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi yaitu air munim yang bersih, 
6. Air minum di berikan secara ad libitum, Yang artinya harus tersedia, dan dilarang kehabisan setiap saat.
7. Kandang harus terpisah dari rumah tempat tinggal dengan jarak minimal 10 meter.
8. Sinar matahari harus sanggup menembus peralatan kandang, pembuatan sangkar sapi sanggup di lakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

Ukuran Kandang

Sebelum menciptakan sangkar sebaiknya di perhitungkan terlebih dahulu jumlah sapi yang akan di pelihara. Ukuran sangkar untuk seekor sapi jantan sampaumur yaitu : (1,5 x 2 m) Sedangkan untuk seekor sapi betina sampaumur yaitu 1,8 x 2 m) dan untuk seeokor anak sapi cukup (1,5 x 1 m).

Perlengkapan Kandang

Termasuk dalam perlengkapan sangkar yaitu tempat pakan dan minum, yang sebaiknya di buat di luar kandang, Tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan di buat agak lebih tinggi biar pakan yang di berikan tidak di Injak-injak/Tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya di buat permanen berupa kolam semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.

Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur di dalamnya. Dan perlengkapan lain yang perlu di sediakan yaitu : Sapu, Sikat, Sekop, Sabit, Dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut yaitu untuk membersihkan kandang, Agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus sanggup di pakai untuk memandikan sapi.

Pembibitan

Persyaratan Ternak yang harus Di perhatikan Adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai tanda telinga.
2. Mantanya tampak cerah dan bersih.
3. Tidak terdapat Tanda-tanda sering butuh, Terganggu pernafasanya, dari hidung tidak keluar lendir.
4. Kukunya tidak terasa panas kalau di raba.
5. Tidak terlihat adanya eksternal benalu pada kulit dan bulunya.
6. Tidak terdapat adanya Tanda-tanda mencret pada belahan ekor dan dubur.
7. Tidak ada Tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
8. Pusarnya higienis dan kering, Bila masih lunak dan tidak berbulu mengambarkan bahwa pedet masih berumur kurang lebih 2 hari.

Untuk menghasilkan daging, Pilihlah tipe sapi yang cocok, Yaitu jenis sapi bali, Sapi brahman, Sapi PO, Dan sapi yang cocok serta banyak di jumpai di tempat setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging yaitu sebagai berikut :

1. Tubuh dalam, Besar, Berbentuk persegi empat/bola.
2. Kualitas dagingnya maksimum dan gampang di pasarkan.
3. Laju pertumbuhanya cepat.
4. efisiensi bahanya tinggi.

Pemeliharaan

Pemeliharaan sapi potong meliputi penyediaan pakan (ransum) dan pengolaan kandang, Fungsi sangkar dalam pemeliharaan sapi yaitu sebagai berikut :

1. Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari.
2. Mempermudah perawatan dan pemantauan.
3. Menjaga keamanan dan kesehatan sapi.

Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga, Makin baik mutu dan jumlah pakan yang di berikan, Makin besar tenaga yang di timbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk Daging.

1. Sanitasi Dan Tindakan Preventif

Pada pemeliharaan secara intensif Sapi-sapi di kandangkan sehingga peternak gampang mengawasinya. Sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasanya sulit di lakukan alasannya yaitu Sapi-sapi yang di pelihara di biarkan hidup Bebas.

2. Pemberian pakan

Pada umumnya setiap sapi membutuhkan masakan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, Sedang menyusui, Dan supaya tidak jenuh, memerlukan pakan yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitas. Pemberian pakan sanggup di lakukan dengan 3 cara Yaitu : Penggembalaan (Pasture fattening), Kereman (dry lotfaatening) Dan kombinasi cara pertama dan yang kedua.

Penggembalaan di lakukan dengan melepas Sapi-sapi di padang rumput, yang biasnya di lakukan di tempat yang memiliki tempat pengembalaan cukup luas. Juga memerlukan waktu sekitar (5 - 7 Jam per hari) Dengan cara ini maka tidak memerlukan ransum suplemen pakan penguat, Karena sapi telah memakan majemuk jenis rumput.

Pakan sanggup di berikan dengan cara di jatah/di suguhkan yang di kenal dengan istilah kereman. Sapi-sapi yang di kandangkan dan pakan di peroleh dari ladang, sawah dan tempat yang lainya. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badanya dan juga pakan suplemen 1% - 2% dari berat badan. Ransum suplemen berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa gaplek, ampas tahu, Yang di berikan denan cara dicampurkan dalam rumput di tempat pakan. Selain itu juga sanggup di tambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk adonan dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini di kenal dengan istilah (Ransum).

Pemberian pakan sapi yang terbaik yaitu kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaanya jenis hijauan di bagi menjadi 3 katagori, Yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar yaitu : Rumput-rumputan, Kacang-kacangan, (legu minosa) Dan tumbuhan hujau lainya. Rumput yang baik untuk pakan sapi yaitu : Rumput gajah, rumput raja, (King grass), daun turi, dan daun lamtoro.

Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja di keringkan dengan tujuan biar tahan di simpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering yaitu : jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, Dan sebagainya. Yang biasa di gunakan pada ekspresi dominan kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banayak mengandung serat kasar.

Hijauan segar sanggup diawetkan menjadi silase, Secara singkat pembuatan silase tersebut sanggup di jelaskan sebagai berikut ini : Hijauan yang akan di buat silase di tutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hal dari proses inilah yang si sebut silase. Contoh silase yang telah Memasyarakat antara lain, silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dan silase yang lainnya.

3. Pemeliharaan Kandang

Kotoran di timbun pada tempat lain biar mengalami proses fermentasi (+ 1 - 2 Minggu) Dan berkembang menjadi pupuk sangkar yang telah matang dan baik. Kandang sapi dilarang tertutup rapat (Agak terbuka) biar sirkulasi udara di dalam sangkar berjalan lancar.

Air minum yang higienis haruslah tersedia di setiap saat, Dan tempat pakan dan minum sebainya di buat di luar sangkar tetaapi masih di bawah atap. Tempat pakan di buat agak tinggi biar pakan di berikan tidak di Injak-injak atau bercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya di buat permanen berupa semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai. Sediakan juga peralatan untuk memandikan sapi tersebut.

Hama Dan Penyakit

1. Penyakit Antraks

Penyebab : Bacillus anthracis yang menular melalui kontak lansung, Makanan/minuman dan pernafasan.
Gejala Hama Penyakit Antraks :

1. Demam tinggi, Badan lemah dan gemetar, 
2. Gangguan pernafasan.
3. Pembengkakan pada kelenjer dada, leher, alat kelamin dan tubuh penuh bisul.
4. Kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina.
5. Kotoran ternak cair dan sering bercampur darah.
6. Limpa infeksi dan berwarna kehitaman.

Pengendalian : vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terimfeksi serta mengubur dan memperabukan Sapi yang mati.

2. Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) Atau Penyakit Apthae epizootica (AE).

Penyebab : Virus ini menular melalui kontak pribadi melalui air kencing, air susu, air dan benda lain yang terkotori basil (AE).

Gejala :

1. Rongga mulut, Lidah, Dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan lingkaran berisi cairan yang bening.
2. Demam atau panas, Suhu tubuh menurun draktis.
3. Nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali.
4. Air liur keluar berlebihan.

Pengendalian : Vakninasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.

3. Penyakit Ngorok/Mendekur Atau Penyakit (Septichaema epizootica) SE.

Penyebab : Bakter Pastyrella multocida. Penularanya melalui masakan dan minuman yang terkotori bekteri.

Gejala :

1. Kulit kepala dan selaput lendir pengecap membengkak, Berwarna merah dan kebiruan.
2. Leher, anus, dan vulva membengkak.
3. Paru-paru meradang selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua.
4. Demam dan sulit bernafas sehingga persis orang ngorok, Dalam keadaan yang sangat parah, Sapi akan mati dalam waktu antara (12 - 36 Jam).

Pengendalian : Vaksinasi anti SE dan di beri antobiotika atau sulva.

4. Penyakit Radang Kuku ATau Kuku Busuk (Foot rot).

Penyakit ini menyerang sapi yang di pelihara daam sangkar yang lembap dan kotor.

Gejala :

1. Mula-mula sekitar celah kuku infeksi dan mengeluarkan cairan putih keruh.
2. Kulit kuku mengelupas.
3. Tumbuh benjol yang mengakibatkan rasa sakit.
4. Sapi pincang dan alhasil sanggup lumpuh.

Pengendalian : Pengendalian penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapi dengan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi yaitu sebagai berikut :

1. Menjaga kebersihan sangkar sapi serta peralatanya, Termasuk memandikan sapi tersebut.
2. Sapi yang sakit di pisakan dengan sapi yang sehat dan segera di lakukan pengobatan.
3. Mengusahakan lantai sangkar selalu kering.
4. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan di lakukan vaksinasi sesuai petunjuk.

Panen

1 Hasil Utama : Hasil utama dari budidaya sapi potong yaitu dagingnya.
2. Hasil suplemen : Selain daging yang menjadi hasil budidaya, Kulit dan kotoranya juga sebagai hasil suplemen dari budidaya sapi potong.

Pasca Panen

1. Stoving : Ada beberapa prinsip teknis yang harus di perhatikan dalam pemotongan sapi biar diperoleh hasil pemotongan yang baik, Yaitu :

1. Ternak sapi harus di istirahatkan sebelum pemotongan.
2. Ternak sapi harus bersih, Bebas dari tanah dan kotoran lain yang sanggup mencemari daging.
3. Pemotongan ternak haruslah di lakukan secepat mungkin, Dan rasa sakit yang di derita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas.
4. Semua proses yang di lakukan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis (Mikroorganisme) pencemar seminimal mungkin.

Pengulitan

Pengulitan pada sapi yang telah di sembelih sanggup di lakukan dengan memakai pisau tumpul atau kikir biar kulit idak rusak, Kulit sapi dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel, Jika telah bersih, Dengan alat perentang yang di buat dari kayu, Kulit sapi di jemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari yaitu dalam posisi sudut 45 derajat.

Pengeluaran Jaroan

Setelah sapi di kuliti, Isi perut (visceral) atau yang sering di sebut dengan jeroan di keluarkan dengan cara menyayat karkas (Daging) pada belahan perut sapi.

Pemotongan Karkas

Akhir dari suatu peternakan sapi potong yaitu : Menghasilkan Karkas berkualitas dan berkuantitas tinggi sehingga recahan daging yang sanggup di komsumsipun tinggi. Seekor ternak sapi dianggap baik apabila sanggup menghasilkan karkas sebesar (59%) dari bobot tubuh sapi tersebut dan alhasil akan di peroleh (46, 50%) recahan daging yang sanggup di komsumsi sehingga sanggup di katakan bahwa dari seekor sapi yang di potong tidak akan seluruhnya menjadi karkas, Dan dari seluruh karkas tidak akan seluruhnya menghasilkan daging yang sanggup di komsumsi manusia. Oleh alasannya yaitu itu, Untuk menduga hasil karkas dan daging yang akan diperoleh, Dilakukan evaluasi Terlebih dahulu sebelum ternak sapi potong. Di negara maju terdapat Spesifikasi untuk pengkelasan (Grading) terhadap steer, heifer, dan cow yang akan di potong.

Karkas di belah menjadi 2 belahan yaitu karkas tubuh belahan kiri, Dan karkas tubuh belahan kanan. Karkas di potong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha, belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang dan tendon. Pemotongan karkas harus menerima penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak, Terutama kualitas dan (hygienitasnya) Sebab kondisi karkas di pengaruhi oleh tugas (Mikroorganisme) selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.

Daging dari karkas memiliki beberapa golongan kualitas kelas sesuai dengan lokasinya pada rangka tubuh. Daging kualitas pertama yaitu daging di tempat paha (round) kurang lebih (20%), Dan yang nomor 2 yaitu daging di tempat pinggang (loin) kurang lebih (17%), terus nomor yang ke 3 yaitu daging pada tempat punggung dan tulang rusuk (rib) kurang lebih (9%) Yang ke 4 yaitu daging pada tempat pundak (chuck) lebih kurang (26%) Dan yang ke 5 yaitu daging pada tempat dada (brisk) lebih kurang (5%), Terus yang ke 6 daging pada tempat perut (frank) lebih kurang (4%), Dan yang ke 7 yaitu daging pada tempat rusuk belahan bawah hingga perut belahan bawah (Palte dan suet) lebih kurang (11%), Dan yang ke 8 yaitu daging pada belahan kaki depan (foreshank) Lebih kurang (2,1%) Persentase Bagian-bagian dari karkas tersebut di hitung dari berat karkas (100%).

Persentase recahan karkas di hitung sebagai berikut : Persentase recahan karkas = Jumlah berat recahan/berat karkas x 100%. Istilah untuk sisa karkas yang sanggup di makan tersebut (edible offal), Sedangkan yang tidak sanggup di makan di sebut (inedible offal) Misalnya, tanduk, bulu, kanal kemih, dan belahan lain yang tidak sanggup di makan.

Sekian terimakasih alasannya yaitu anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak keuntungannya untuk anda tentunya pengunjung saya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bluevpn : Free Internet Setup For Globe, Tm, Smart, Tnt And Sun

15 Rekomendasi Warna Rambut Untuk Kulit Sawo Matang

Play Dota 2 Offline Without Steam Using Revloader