Anemia: Gejala, Penyebab, Dan Pencegahan

Anemia ialah suatu penyakit yang berafiliasi bersahabat dengan darah, tepatnya darah merah. Penyakit ini sanggup menyerang laki-laki maupun wanita, juga tidak mengenal usia penderitanya. Yang paling umum sih pada perempuan mulai dari usia cukup umur hingga tua. Meski sesungguhnya sanggup menyerang siapa saja. Nah, pada posting kali ini, kita akan mengenal Anemia lebih jauh. Mulai dari tanda-tanda kita terkena Anemia, penyebab yang menjadi faktor pemicu, dan juga pencegahan semoga Anemia tidak menyerang.

Pengertian dan batasan Anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hgb) atau jumlah eritrosit (sel darah merah) dalam darah yang kurang dari nilai normal. Nilai normalnya berbeda antara laki-laki dan wanita. Seseorang menderita anemia kalau Hgb pada laki-laki kurang dari 13,5 dan pada perempuan kurang dari 12,0, serta Hematokrit (Hct) pada laki-laki kurang dari 41 dan pada perempuan kurang dari 36.

Meskipun kita sanggup menduga seseorang atau kita sendiri terkena Anemia dari gejala-gejala yang tampak mata, namun sesungguhnya tetap perlu dilakukan investigasi darah di laboratorium, semoga kita tidak cuman berasumsi saja.

Anemia yang ditandai dengan tanda-tanda demam ini harus dicari penyebab dasarnya. Dalam jangka panjang, anemia sanggup merusak sistem kekebalan tubuh, mengganggu kerja organ vital, dan memicu penyakit berbahaya muncul. Di samping itu anemia sanggup menjadi indikasi awal kanker.

Apa tanda-tanda Anemia?

• Rambut rontok.
• Kuku gampang rapuh.
• Kulit dan mata pucat.
• Mulut dan kerongkongan kering.
• Tubuh lemah, gampang lelah, dan gampang sakit.
• Nafas pendek, jantung berdebar, dan sulit konsentrasi.
• Dari jongkok lalu bangkit mengalami kunang-kunang.

Apa penyebab Anemia?

Sedangkan penyebab-penyebab anemia ialah sebagai berikut.

• Kehilangan sel darah merah (pendarahan), ibarat menstruasi, buang air besar kehitaman atau keluar darah.
• Penyakit kronik, ibarat penyakit hati, penyakit ginjal, jerawat kronik, keganasan (kanker), dan penyakit jaringan ikat.
• Genetik (kekurangan enzim G6PD, hemoglobinopati, thalasemia).

Penyebab terbanyak anemia ialah alasannya gangguan nutrisi. Bila gizi cukup terpenuhi setiap hari, maka tidak akan kekurangan zat besi kecuali ketika hamil dan menyusui. Masih rendahnya konsumsi protein terutama daging menjadi penyebab terbanyak anemia di Indonesia.

Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah. Oksigen kehilangan "kendaraan" untuk beredar ke seluruh tubuh.

Tetapi sayangnya, tanda-tanda anemia gres dirasakan pada stadium lanjut, walaupun kekurangan zat besi telah terjadi semenjak stadium awal. Misalnya, anemia mengakibatkan kinerja jantung meningkat untuk meningkatkan jumlah darah yang beredar. Bila terjadi dalam waktu lama, jantung akan mengalami perubahan bentuk berupa pembesaran otot jantung dan sanggup memicu terjadinya gagal jantung.

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah Anemia?

Untuk mencegah anemia sanggup dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan sumber zat besi, baik dari sumber hewani maupun nabati. Sumber hewani misalnya daging, hati, ikan dan unggas. Sedangkan sumber nabati sanggup diperoleh dari sayuran hijau.

Di samping itu, anemia juga sanggup dicegah dengan cara mengonsumsi pelengkap zat besi, olahraga, tidur yang cukup, dan mengurangi konsumsi makanan yang menghambat perembesan zat besi ibarat kopi dan teh.

Setelah mengonsumi daging atau sayuran hijau yang banyak mengandung zat besi, jangan pribadi minum kopi atau teh alasannya akan menciptakan zat besi yang terdapat dalam makanan tersebut tidak terserap oleh tubuh. Setelah 2 jam mengonsumsi makanan tersebut gres sanggup minum teh atau kopi.

Karena perempuan mengalami haid, hamil, menyusui, dan diet makanan mengandung zat besi, maka perempuan cenderung berisiko terkena anemia dibandingkan pria. Sangat penting untuk mengetahui cara mencegah anemia semenjak dini mengingat risiko dan ancaman kekurangan zat besi ini.